Kelayakan Buah Bit Sebagai Zat Pewarna Pada Hair Colloring

Authors

  • Sofia Daniati Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang.
  • Sa’adah Fiska Sari Akademi Kesejahteraan Sosial Ibu Kartini Semarang

DOI:

https://doi.org/10.69697/garina.v13i2.67

Keywords:

Beetroot, Dyes, Experiment, Hair Colloring

Abstract

Beetroot is a flowering plant that comes from the west and south coast of Europe that produces an attractive red color and has a lot of useful content, so it is used as a natural dye. Researchers used beetroot as a dye on hair colloring. The goal of this researcher is to create the feasibility of beetroot as a dye on hair colloring. This research was conducted by experimental method and produced 3 products with different compositions, but beetroot remains the main base material. The results of the third experiment were then submitted to an expert validator using expert justgement method to test the feasibility of beetroot as a dye on hair colloring. Thus the results of the feasibility test found that hair colloring products on color and texture indicators with a score of 15.25 is called feasible, On aroma indicators with a score of 12 is called quite feasible, and On the product display indicator with a score of 10.75 is called less feasible. So in the conclusion of this study is texture can be added viscosity to be denser and for packaging can use packaging that has a high appeal. More research is needed to determine the expiration period and color resistance period in beetroot dyes.

References

Adler Haymar Manurung, 2012, Teori Perilaku Keuangan, PT Adler Manurung Press

Aulia Farhanah Mufidah, . (2020) Formulasi dan Evaluasi Sediaan Pewarna Rambut Ekstrak Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus). Sarjana thesis, Universitas Negeri Jakarta.

Fatmasari, Dyah, Dkk. 2014. Efektifitas Buah Bit (Beta Vulgaris) Sebagai Disclosing Solution (Bahan Identifikasi Plak). ODONTO Dental Journal.Volume 1.Nomor 2.Desember 2014

Jos, B., Setyawan, P.E., dan Satia, Y. 2011. Optimasi Ekstraksi dan Uji Stabilitas Phycocyanin dari Mikroalga (Spirulina platensik). Teknik, 33 (3): 187 -192.

Kant, R. 2012. Textile Dyeing Industryan Environmental Hazard,Open Access journal Natural Science, 4(1), AticleID :17027, 5 pages, DOI:10.4236/ns.2012 .41004.

Karunia, F.B. (2013). Kajian Penggunaan Zat Aditif Makanan (Pemanis dan Pewarna) pada Kudapan Bahan Pangan Lokal di Pasar Kota Semarang. Jurnal Penelitian, 2 (2): 72-78, ISSN 2252-6587.

Manurung, M. 2012. Aplikasi Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana L.) Sebagai Pewarna Alami pada Kain Katun secara Pre-Mordanting. Journal of Chemistry, 6(2): 183-190.

Mastuti., Yizhong Cai., Harold Corke. 2010. Identifikasi Pigmen Betasianin Pada Beberapa Jenis Inflorescence Celosia, Jurnal Biologi UGM.

Nanda, R. W. 2014. Produksi Serbuk Pewarna Alami Bit Merah (Beta vulgaris L.) dengan Metode Oven Drying. Semarang: Fakultas Teknologi Pangan.

Nugraheni, M. 2014. Pewarna Alami: Sumber dan Aplikasinya Pada Makanan

dan Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Halaman 106-109

Putri, Stephanie Mutiara Novatama Purwanto. 2016. Identifikasi Dan Uji Antioksidan Senyawa Betasianin Dari Ekstrak Buah Bit Merah (BetaVulgaris L). Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang

Putri, Meriska Cesia dan Agustyas Tjiptaningrum. 2016. Efek antianemia buah bit (beta vulgaris L). Majority volume V Nomor 4 Oktober 2016. Diakses melalui https://www.scribd.com/document/445322189/jurnal-bit

Puslitbangkes 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Rostamailis, dkk. 2008. Tata Kecantikan Rambut. Jilid 3. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Sunarjono. 2004. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sutara PK. 2009. Jenis tumbuhan sebagai pewarna alam pada beberapa perusahaan tenun di Gianyar. J Bumi Lestari. 9(2): 217-223.

Toni, “Colorful hair”.Beauty dan Hair Magazine.September 2011.h 54.

United States Department of Agriculture (2014) National Agricultural Statistics

Service .https://www.nass.usda.gov/Publications/ Ag_Statistics/2014/index.php

Widjajanti, E., Regina T.P., dan Utomo, M. P. 2011. Pola Adsorpsi Zeolit Terhadap Pewarna Azo Metil Merah dan Metil Jingga. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA.hal K115-K122, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta,

Yernisa, Gumbira-6D¶LG(GDQ 6DPVX K.2013. Aplikasi Pewarna Bubuk Alami

dari Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu L.) pada Pewarnaan Sabun Transparan. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 23 (3): 190-198

Downloads

Published

2021-12-31

How to Cite

Sofia Daniati, & Sa’adah Fiska Sari. (2021). Kelayakan Buah Bit Sebagai Zat Pewarna Pada Hair Colloring. Garina, 13(2), 51–62. https://doi.org/10.69697/garina.v13i2.67

Similar Articles

<< < 1 2 3 

You may also start an advanced similarity search for this article.

Most read articles by the same author(s)